Rekomendasi Memilih Media Tanam Untuk Pemula

Sebagian gardener pemula terlalu fokus pada tata cara perawatan tanaman hingga mengabaikan rekomendasi memilih media tanam. Padahal media tanam merupakan poin penting yang harus diperhatikan sebelum memulai berkebun.

Media tanam sendiri merupakan campuran bahan organik dan anorganik yang berfungsi mendukung pertumbuhan tanaman, membantu formasi akar, serta menampung udara dan air. Rekomendasi memilih media tanam yang sesuai sangat penting untuk tanaman, karena akan berpengaruh pada berhasil atau tidaknya pertumbuhan tanaman.

Bagi tanaman, media tanam memiliki banyak peran. Bahan ini merupakan tempat bertumpu agar tanaman bisa berdiri tegak. Di dalamnya juga terkandung hara, air, dan udara yang dibutuhkan oleh tanaman.

Tiap jenis media tanam memiliki kapasitas menyimpan hara, air dan udara yang berlainan. Demikian pula dengan tanaman, tiap jenis butuh persyaratan hidup yang berbeda.

Rekomendasi Memilih Media Tanam Bagi Pemula

Berikut rekomendasi memilih media tanam yang perlu pemula ketahui:

  1. Mengenal jenis dan sifat

Ada banyak jenis media tanam yang bisa diperoleh. Tiap jenis memiliki bentuk, ukuran dan sifat yang berlainan. Apabila membutuhkan Media tanam berbentuk serpihan, mampu menyimpan air lebih lama dan dalam jumlah banyak maka direkomendasikan memilih media tanam humus bambu.

Namun jika Anda membutuhkan media tanam berbentuk silindris dan bersifat mudah melepas air, maka akar pakis dan coco fiber merupakan media tanam yang direkomendasikan untuk dipilih.

Sedangkan rekomendasi memilih media tanam berbentuk bulat diantaranya adalah pasir malang dan tanah. Ukuran butiran juga menentukan kemampuan benda tersebut menyimpan air. Semakin kecil diameternya, kian besar kemampuannya menyimpan air.

  1. Menyesuaikan dengan jenis tanaman

Tiap jenis tanaman butuh jenis media tanam berlainan. Media tanam untuk tanaman penghuni daerah kering seperti Kaktus, Adenium, Euphorbia, dan Pachypodium adalah menggunakan media tanam yang bersifat porus dan mudah membuang air.

Tanaman seperti itu dicirikan oleh jumlah daun sedikit dan berukuran kecil. Sebaliknya, jenis tanaman penyuka kondisi lembab direkomendasikan memilih media tanam yang mampu menyimpan air secara baik. Flora ini dicirikan oleh ukuran daunnya yang lebar. Semisal Aglaonema , Philodendron , dan Anthurium.

  1. Sesuai kondisi lingkungan

Rekomendasi pemilihan media tanam juga harus disesuaikan dengan keadaan lingkungan. Bila cuaca di tempat Anda berhawa panas dan kering, direkomendasikan memilih media tanam yang memiliki kemampuan menyimpan air yang kuat.

Sebaliknya, bila kondisi cuaca tempat tinggal sering berkabut dan lembab, direkomendasikan memilih media tanam yang porus. Media tanam seperti ini mudah mengalirkan air. Sehingga membuat sistem perakaran tidak terlalu lembab dan menjadi busuk.

  1. Sesuaikan media tanam dengan pertumbuhan tanaman

Umumnya, tanaman muda yang masih dalam persemaian belum butuh pasokan hara dari luar karena masih memiliki cadangan makanan. Pada saat itu, direkomendasikan memilih media tanam pasir malang, akar pakis atau cocopeat sebagai media tanam. Media tanam dengan campuran pupuk yang kaya zat hara baru direkomendasikan untuk dipilih setelah daun lembaga telah gugur atau setelah daun asli yang pertama telah tumbuh.

  1. Di Dalam atau luar ruangan

Tanaman yang ditaruh di luar ruangan butuh pasokan air lebih banyak dari pada tanaman yang ditaruh di dalam ruangan. Sebab, tanaman di luar ruangan melangsungkan proses fotosintesis lebih cepat dibandingkan dengan tanaman yang berada di dalam ruangan.

Selain itu, tiupan angin dan intensitas matahari di luar ruangan membuat laju penguapan lebih cepat dibandingkan dengan di dalam ruangan. Dengan demikian, untuk tanaman yang ditaruh di luar ruangan direkomendasikan memilih media tanam yang mampu menyimpan air dalam jumlah banyak dan dalam waktu lama.

  1. Sesuai dengan jenis pot

Pot berbahan plastik memiliki pori-pori lebih sedikit dibandingkan dengan pot gerabah. Sehingga pot plastik mampu menahan kelembaban media tanam lebih baik dibandingkan dengan pot gerabah.

Namun, jumlah pori-pori sedikit itu membuat aerasi di dalam pot plastik tidak sebaik aerasi dalam pot gerabah. Bila Anda memilih pot plastik, direkomendasikan memilih media tanam yang mudah mengalirkan air dan porus.

Sementara media tanam untuk pot gerabah direkomendasikan memilih media tanam yang memiliki kemampuan menyimpan air dalam waktu lama.

  1. Pertimbangkan potensi penyakit

Media tanam yang telah dicampur dengan pupuk kandang atau mengandung hara biasanya lebih mudah mengundang bibit penyakit. Campuran media tanam dengan pupuk kandang paling rawan mengundang bibit penyakit penyebab busuk akar.

Rekomendasi memilih media tanam tersebut apabila digunakan untuk menanam jenis tanaman yang menyukai kondisi kering. Misal Adenium , Pachypodium , dan Euphorbia .

  1. Pertimbangkan Usia pakai

Media tanam bertekstur lunak dan mengandung hara biasanya lebih mudah lapuk dan terurai. Sedangkan media tanam bertekstur keras umumnya bersifat awet.

Contoh media tanam berusia pendek adalah humus bambu, humus kaliandra dan coco peat. Sedangkan media tanam berusia panjang diantaranya akar pakis dan sekam padi. Bila Anda tidak keberatan sering melakukan repotting, maka direkomendasikan memilih media tanam berumur pendek.

  1. Sintetis atau alami

Apabila Anda memiliki budget yang lebih, kami rekomendasikan memilih media tanam sintetis. Media tanam seperti ini bersifat lebih bersih dan bebas kuman dibandingkan dengan media tanam alami.

Anda juga harus rajin menambahkan larutan hara dengan dosis tepat menuju media tanam ini. Contoh media sintetis yang banyak diperjualbelikan adalah media gel. Benda ini banyak diterapkan dalam sistem hidroponik.

Jadi itulah rekomendasi memilih media tanam yang penting agar pemula tidak sering mengalami gagalnya tanaman tumbuh. Happy Gardening.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top